Kisah Umar Bin Khattab: Tiada Kemuliaan Kecuali Dengan Islam

Kisah Umar Bin Khattab: Tiada Kemuliaan Kecuali Dengan Islam
Di tanah kelahirannya Isya Al Masih, Abu Ubaidah bin Al Jarrah yang bersanding dengan Pedang Allah yang terhunus – Khalid bin Walid, kini telah berada di atas angin. 

Gemerlapnya Baitul Maqdis tunduk menyerah dengan suka rela setelah pertempuran beberapa waktu lamanya. Patriarch Sophronius uskup teragung Yerusalem mulai membuka lisannya. “Akan tetapi kunci kota hanya sudi kami serahkan langsung ke tangan pemimpin kalian, Amirul Mukminin, pemimpin orang-orang mukmin”.

Akhirnya, telah sampai kabar itu kepada Umar bin Khattab radhiallahu 'anhu. Ditemani seorang budaknya maka ia bergegas mengendarai unta putihnya meninggalkan kota Madinah. 

Tiada kemewahan dan pengawalan. Hanya balutan pakaian lusuh penuh tambalan, baju keseharian yang biasa ia kenakan. Nyaris tak ada beda antara majikan dengan pelayan. Satu unta, untuk dua pengendara.

Perjalanan jauh nan melelahkan. Terik terhambur, debu bertebaran. Surat Yasin yang tak henti membasahi bibirnya, bak penyegar di tengah terpaan terik gurun nan membakar. Sehabisnya, posisi wajib bergantian. Penuntun jadi penunggang, penunggang jadi penuntun, betapa indahnya.

Hingga tampak di hadapan Umar megahnya Yerusalem. Getir ia berujar, 

“Katakanlah (Hai Muhammad): Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki, dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu” (QS. Ali Imran [3]: 26)

Sorak-sorai kaum muslimin menyambut kedatangan Umar bin Khattab, membuat penduduk Yerusalem menelisik lebih seksama. Yang mereka dapati hanyalah dua orang musafir yang kotor, lusuh dan satu ekor unta. 

Belum habis keheranan mereka itu, dua orang itu pun sampai di hadapan mereka. Mereka sambut dengan takzim si pengendara, menunduk hormat kepadanya.

“Angkat kepala kalian. Sesungguhnya kalian tidak perlu menunduk dan memuja kecuali hanya kepada Allah!”, sahut sang penuntun memecah. Terperanjat warga dan pembesar Yerusalem mendengar kalimat itu. 

Namun mereka juga tersipu malu saat menyadari bahwa ternyata dia itu pemimpinnya, ya... Umar bin Khattab, penguasa tiga benua itu, adalah sosok yang sederhana penuntun untanya, bukan yang mengendara. Mereka kagum bukan kepalang, kian ingin menghormat andai tak Umar larang.

Wajah Umar langsung memerah, dia pun tampak geram. Bukan karena salahnya sambutan. Akan tetapi matanya tertuju kepada barisan kaum muslimin yang kini tampak mewah dengan kain wol. Gagah dengan harta. Kian elegan, kian indah, kian menawan di mata manusia.

“Dunia rupanya telah mengubah kalian”, Umar menggeleng. “Bukan ini…bukan ini...bukan disini letak kemuliaan!”, sambungnya. “Akan tetapi ketahuilah…”

Simak, Umar bin Khattab memberikan pelajaran berharga bagi mereka, bagi kita, dan bagi generasi Islam berikutnya. Apa ucapan beliau?
“Sesungguhnya kita dahulu adalah kaum yang hina, kemudian Allah muliakan dengan Islam. Maka jika kita mencari kemulian selain daripadanya, niscaya Allah akan kembali menghinakan kita”.

*** 

SUBHANALLAH: Miss World Asal Ceko Ini Akhirnya Bersyahadat

SUBHANALLAH: Miss World Asal Ceko Ini Akhirnya Bersyahadat
Hidayah menyapa mantan Ratu Kecantikan Ceko, Marketa Korinkova. Ia berganti nama menjadi Maryam, Marketa dikabarkan telah memeluk Islam. Usai mengucap syahadat,

Marketa akan menjalani hidupnya di Dubai, Uni Emirat Arab yang merupakan tanah kelahirannya. Merujuk laporan jurnal Arab, Al Quds Al-Arabi yang berbasis di London, hati Marketa luluh setelah mengetahui perlakuan istimewa Islam pada kaum wanita.

Keinginan menjadi mualaf sebetulnya sudah muncul sejak tiga tahun silam. Namun baru beberapa bulan lalu, Marketa di Dubai mengumumkan keyakinan barunya menjadi seorang muslimah.

Marketa selama ini dikenal sebagai desainer, supermodel, dan aktris. Keputusannya memeluk Islam disebut membuat sejumlah penggemarnya terkejut. Namanya semakin melejit saat mengikuti ajang kecantikan Miss Universe di Italia.

Banya perusahaan multinasional yang menggunakan jasanya untuk mempromosikan produknya. Tak butuh lama, Marketa pun menjadi tersohor. Setelah menjadi supermodel, Marketa mendapat kesempatan berkarir di pusat dunia hiburan, Hollywood.

Marketa tak hanya mengandalkan kecantikan. Dia adalah pemegang gelar S2 bidang Bahasa Inggris dari University Charles di Praha. Berbekal ilmu yang dimiliki, Marketa disebut pernah bekerja di BBC.

Miss World, Dunia Gemerlap Namun Kosong Kehidupan 

Marketa berubah setelah mengikuti ajang Miss World. Dia mendapatkan posisi tertinggi dalam kehidupan. Namun hatinya rapuh dan mentalnya hancur. Dia mencoba beragam cara untuk menghilangkan kegundahan hatinya.

Minuman keras, kehidupan malam, hingga berjudi jadi pelarian baginya. Namun hatinya tetap tidak juga tenang. Maka, di saat itulah, Marketa mulai belajar banyak tentang ajaran agama. Dia pun mempelajari Islam.

Setelah menghabsikan waktu tinggal di Uni Emirat Arab, Marketa memutuskan pindah ke Dubai. Di masa kecilnya, Marketa mengaku pernah dididik tentang ajaran Islam yang menurutnya tidak memberikan ruang dan tempat bagi wanita.

Penasaran dengan anggapan itu, Marketa pun mulai mempelajari agama Islam lebih mendalam. Akhirnya, kebenaran pun muncul. Dia menemukan, justru dalam Islamlah yang  memberikan tempat terhormat bagi wanita.

"Semoga Allah Swt memberikan dan mengekalkan hidayah-Nya pada Marketa dan kepada mereka yang membaca artikel ini." "Amien ya Rabb Al-Amien...

Sumber: eramuslim.com

***

SUBHANALLAH... Inilah Fakta Ilmiah Mengapa Rasulullah SAW Memelihara Kucing? Ternyata...

SUBHANALLAH... Inilah Fakta Ilmiah Mengapa Rasulullah SAW Memelihara Kucing? Ternyata...
Rasulullah SAW memiliki serta memelihara seekor kucing yang diberi nama Mueeza.  Suatu hari, disaat nabi hendak mengambil jubahnya, ditemuinya Mueeza sedang terlelap tidur dengan santai diatas jubahnya.

Tak ingin mengganggu tidur hewan kesayangannnya itu, sehingga nabipun memotong belahan lengan baju yang ditiduri Mueeza dari jubahnya.

Ketika beliau kembali kerumah, didapatinya Mueeza sudah terbangun kemudian merunduk sujud kepada majikannya itu. Sebagai balasannya, nabi menyatakan rasa kasih sayangnya kepada Mueeza dengan cara mengelus-elus lembut ke badan mungil kucing itu sebanyak 3 kali.

Dalam aktivitas lain, setiap kali Rasulullah SAW menerima tamu di rumahnya, nabi selalu menggendong Mueeza dan ditaruh di pahanya.

Salah satu sifat Mueeza yang nabi sukai adalah, ia selalu mengeong tatkala mendengar seruan adzan berkumandang, seolah-olah suaranya terdengar seperti mengikuti lantunan suara adzan. Kepada para sahabatnya, nabi berpesan agar menyayangi kucing peliharaan, layaknya menyayangi keluarganya sendiri.

Hukuman bagi mereka yang menyakiti hewan lucu ini sangatlah serius, dalam sebuah hadist shahih Al Bukhari, dikisahkan tentang seorang wanita yang tidak pernah memberi makan kucingnya, dan tidak pula melepas kucingnya untuk mencari makan sendiri, Nabi Muhammad SAW pun menjelaskan bahwa hukuman bagi wanita ini adalah siksa neraka.

Dari Ibnu Umar ra bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Seorang wanita dimasukkan kedalam neraka karena seekor kucing yang dia ikat dan tidak diberikan makan bahkan tidak diperkenankan makan binatang-binatang kecil yang ada di lantai,” (HR. Bukhari).

Nabi menekankan di beberapa hadits bahwa kucing itu tidak najis. Bahkan diperbolehkan untuk berwudhu menggunakan air bekas minum kucing karena dianggap suci.

Kenapa Rasulullah Saw yang buta baca-tulis, berani mengatakan bahwa kucing suci, tidak najis? Lalu, bagaimana nabi mengetahui kalau pada badan kucing itu tidak terdapat najis?

Fakta Ilmiah Keistimewaan Kucing


Fakta ilmiah pertama: Pada kulit kucing terdapat otot yang berfungsi untuk menolak telur bakteri. Otot kucing itu juga dapat menyesuaikan dengan sentuhan otot manusia. Permukaan lidah kucing tertutupi oleh berbagai benjolan kecil yang runcing, benjolan ini bengkok mengerucut seperti kikir atau gergaji. Bentuk ini sangat berguna untuk membersihkan kulit.

Ketika kucing minum, tidak ada setetes pun cairan yang jatuh dari lidahnya. Sedangkan lidah kucing sendiri merupakan alat pembersih yang paling canggih, permukaannya yang kasar bisa membuang bulu-bulu mati dan membersihkan bulu-bulu yang tersisa di badannya.

Fakta ilmiah kedua: Telah dilakukan berbagai penelitian terhadap kucing dan berbagai perbedaan usia, perbedaan posisi kulit, punggung, bagian dalam telapak kaki, pelindung mulut, dan ekor. Pada bagian-bagian tersebut dilakukan pengambilan sample dengan usapan.

Di samping itu, dilakukan juga penanaman kuman pada bagian-bagian khusus. Terus diambil juga cairan khusus yang ada pada dinding dalam mulut dan lidahnya. 

Hasil yang didapatkan adalah: 
  • Hasil yang diambil dari kulit luar tenyata negatif berkuman, meskipun dilakukan berulang-ulang. 
  • Perbandingan yang ditanamkan kuman memberikan hasil negatif sekitar 80% jika dilihat dari cairan yang diambil dari dinding mulut.
  • Cairan yang diambil dari permukaan lidah juga memberikan hasil negatif berkuman. 
  • Sekalinya ada kuman yang ditemukan saat proses penelitian, kuman itu masuk kelompok kuman yang dianggap sebagai kuman biasa yang berkembang pada tubuh manusia dalam jumlah yang terbatas seperti, enterobacter, streptococcus, dan taphylococcus. Jumlahnya kurang dan 50 ribu pertumbuhan. 
  • Tidak ditemukan kelompok kuman yang beragam. 
  • Berbagai sumber yang dapat dipercaya dan hasil penelitian laboratorium menyimpulkan bahwa kucing tidak memiliki kuman dan mikroba. Liurnya bersih dan membersihkan.

Komentar Para Dokter Peneliti

  • Menurut Dr. George Maqshud, ketua laboratorium di Rumah Sakit Hewan Baitharah, jarang sekali ditemukan adanya kuman pada lidah kucing. 
  • Jika kuman itu ada, maka kucing itu akan sakit. 
  • Dr. Gen Gustafsirl menemukan bahwa kuman yang paling banyak terdapat pada anjing, 
  • Manusia 1/4 anjing, kucing 1/2 manusia. 
  • Dokter hewan di rumah sakit hewan Damaskus, Sa’id Rafah menegaskan bahwa kucing memiliki perangkat pembersih yang bemama lysozyme. 
  • Kucing tidak suka air karena air merupakan tempat yang sangat subur untuk pertumbuhan bakteri, terlebih pada genangan air (lumpur, genangan hujan, dll) 
  • Kucing juga sangat menjaga kestabilan kehangatan tubuhnya. Ia tidak banyak berjemur dan tidak dekat-dekat dengan air. 
  • Tujuannya agar bakteri tidak berpindah kepadanya. Inilah yang menjadi faktor tidak adanya kuman pada tubuh kucing.
Fakta Ilmiah ketiga:  Dan hasil penelitian kedokteran dan percobaan yang telah di lakukan di laboratorium hewan, ditemukan bahwa badan kucing bersih secara keseluruhan. Ia lebih bersih daripada manusia.

Fakta ilmiah tambahan: Zaman dahulu kucing dipakai untuk terapi. Dengkuran kucing yang 50 Hz baik buat kesehatan selain itu mengelus kucing juga bisa menurunkan tingkat stress.

Sedangkan sisa makanan kucing hukumnya adalah; suci. Hadist Kabsyah binti Ka’b bin Malik menceritakan bahwa Abu Qatadah, mertua Kabsyah, masuk ke rumahnya lalu ia menuangkan air untuk wudhu. Pada saat itu, datanglah seekor kucing yang ingin minum. Lantas ia menuangkan air di bejana sampai kucing itu minum.

Kabsyah berkata, “Perhatikanlah.” Abu Qatadah berkata, “Apakah kamu heran?” Ia menjawab, “Ya.” Lalu, Abu Qatadah berkata bahwa Nabi SAW pernah bersabda, “Kucing itu tidak najis. Ia binatang yang suka berkeliling di rumah (binatang rumahan),” (H.R At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Abu Dawud, dan Ibnu Majah).

Diriwayatkan dari Ali bin Al-Hasan dan Anas yang menceritakan bahwa Nabi SAW pergi ke Bathhan suatu daerah di Madinah. Lalu, beliau berkata, “Ya Anas, tuangkan air wudhu untukku ke dalam bejana.” Lalu, Anas menuangkan air. Ketika sudah selesai, Nabi menuju bejana. Namun, seekor kucing datang dan menjilati bejana. Melihat itu, Nabi berhenti sampai kucing tersebut berhenti minum lalu berwudhu.

Nabi ditanya mengenai kejadian tersebut, beliau menjawab, “Ya Anas, kucing termasuk perhiasan rumah tangga, ia tidak dikotori sesuatu, bahkan tidak ada najis.”

Diriwayatkan dari Dawud bin Shalih At-Tammar dan ibunya yang menerangkan bahwa budaknya memberikan Aisyah semangkuk bubur. Namun, ketika ia sampai di rumah Aisyah, tenyata Aisyah sedang shalat. Lalu, ia memberikan isyarat untuk menaruhnya. Sayangnya, setelah Aisyah menyelesaikan shalat, ia lupa ada bubur.

Datanglah seekor kucing, lalu memakan sedikit bubur tersebut. Ketika ia melihat bubur tersebut dimakan kucing, Aisyah lalu membersihkan bagian yang disentuh kucing, dan Aisyah memakannya.

Rasulullah SAW bersabda, “Ia tidak najis. Ia binatang yang berkeliling.” Aisyah pernah melihat Rasulullah SAW berwudhu dari sisa jilatan kucing.” (H.R AlBaihaqi, Abd Al-Razzaq, dan Al-Daruquthni).

Hadist ini diriwayatkan dari Malik, Ahmad, dan imam hadits yang lain. Oleh karena itu, kucing adalah binatang yang badan, keringat, bekas dari sisa makanannya adalah suci, Liurnya bersih dan membersihkan, serta hidupnya lebih bersih daripada manusia. Mungkin ini pulalah mengapa Rasulullah SAW sangat sayang kepada Muezza, Kucing kesayangannya itu.

Sumber: eramuslim.com

***

3 Amalan yang Paling Allah Cintai

3 Amalan yang Paling Allah Cintai
Menjadi seorang hamba yang dicintai oleh Allah SWT tentunya merupakan sebuah karunia yang sangat berharga dan didambakan oleh semua orang.

Namun, sayangnya untuk mendapatkan keistimewaan ini tidaklah mudah. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa salah satu di antara orang-orang yang paling dicintai Allah SWT adalah para sahabat Rasulullah SAW.

Hal ini disebabkan lantaran keimanan mereka yang begitu luar biasa dalam beribadah dan membantu Rasulullah dalam berdakwah untuk menyebarkan ajaran agama Islam. Akan tetapi, kita tidak perlu berkecil hati karena ternyata ada beberapa amalan-amalan yang dicintai Allah SWT.

Sehingga para pelaku amalan tersebut mendapatkan keistimewaan yaitu dicintai pula oleh Allah Ta’ala. Ada banyak amalan-amalan yang Allah cintai, namun diantaranya terdapat tiga amalan yang paling Allah cintai. Lantas apa sajakah itu ? Berikut ulasannya.

Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud ra bahwa,

“Saya bertanya kepada Nabi, ‘Apakah amal yang paling dicintai oleh Allah?’ (Dalam satu riwayat: yang lebih utama) Beliau bersabda, ‘Shalat pada waktunya’ Saya bertanya, ‘Kemudian apa lagi?’ Beliau bersabda, ‘Berbakti kepada kedua orang tua.’ Saya bertanya, ‘Kemudian apa lagi’? Beliau bersabda, ‘Jihad (berjuang) di jalan Allah.”‘ Ia berkata, “Beliau menceritakan kepadaku. (Dalam satu riwayat: “Saya berdiam diri dari Rasulullah.”) Seandainya saya meminta tambah, niscaya beliau menambahkannya.” (H.R. Bukhari, hadits Shahih dan terdapat di dalam Shahih Bukhari)

1. Berbakti Kepada Orang Tua 

Amalan pertama yang paling Allah cintai adalah berbakti kepada kedua orang tua. Sebuah pepatah mengatakan bahwa surge berada di telapak kaki ibu. Bahkan Islam pun menyatakan bahwa ridho orang tua adalah ridho Allah. Sedemikian tingginya kedudukan orang tua dimata Allah SWT. Sehingga sudah menjadi keharusan bagi setiap manusia untuk berbakti kepada kedua orang tuanya. 

Akan tetapi, berbakti kepada orang tua hanya berlaku untuk amal shaleh. Sebab ketika orang tua memerintahkan melakukan suatu hal yang buruk dan bertentangan dengan agama , maka seorang anak harus menolaknya dan mengingatkan dengan cara yang baik.

2. Shalat Tepat Waktu 

Shalat merupakan tiang agama. Sehingga siapa saja yang mendirikan shalat, maka berarti ia mengokohkan agama. Dan sebaliknya, siapa saja yang meninggalkan shalat maka ia merobohkan agama. Selain itu, shalat merupakan salah satu sarana untuk mengingat Allah SWT. Dengan shalat seseorang dapat berkomunikai dengan Sang Maha Pencipta. Oleh sebab itulah, shalat disebut sebagai mi’raj nya orang beriman.

Disamping itu, shalat merupakan kewajiban pertama yang harus dilaksanakan oleh seorang muslim. Sehingga melaksanakan shalat tepat pada waktunya merupakan amalan yang paling dicintai Allah Ta’ala. Oleh sebab itu, ketika adzan berkumandang, maka bersegeralah untuk melaksanakan shalat.


3. Jihad di Jalan Allah 

Amalan terakhir yang juga paling dicintai Allah SWT adalah berjihad di jalan-Nya. Disamping itu, jihad merupakan kunci kemenangan Islam. Banyak orang beranggapan bahwa jihad harus dengan mengangkat senjata, padahal anggapan tersebut salah. Sebab jihad bisa dilakukan pada banyak bidang, misalnya jihad politik, jihad terhadap nafsu, jihad menghidupi keluarga dan sebagainya. 

Demikianlah ulasan mengenai 3 amalan yang paling Allah SWT cintai. Maka sungguh beruntunglah orang-orang yang bisa menjaga dirinya dalam melakukan amalan-amalan ini. Selain itu, dengan mengetahui hal ini, maka sudah sepantasnya bila kita menginstropeksi diri.

Semoga bermanfaat.

10 Sifat Wanita Yang Mendatangkan Rezeki Bagi Suami

10 Sifat Wanita Yang Mendatangkan Rezeki Bagi Suami
Banyak dari para suami yang mungkin belum tahu bahwa sesungguhnya rezekinya dengan izin Allah Swt akan mengalir lancar atas peran dari istrinya. Memang tidak bisa dilihat secara kasat mata, namun bisa dijelaskan secara spiritual bahwa 10 sifat istri ini akan 'membantu' mendatangkan rezeki bagi suaminya.

Apa saja 10 sifat yang harus dimiliki oleh sang istri bagi suaminya agar rezeki mengalir deras dan lancar bagi suaminya?

1. Istri Yang Pandai Bersyukur


Seorang istri yang pandai bersyukur atas segala nikmat dan karunia yang diberikan Allah SWT pada hakekatnya dia sedang mengundang tambahan nikmat untuk suaminya. Termasuk didalamnya tentang rezeki. 

Punya suami, bersyukur. Menjadi seorang ibu, bersykur. Anak-anak bisa mengaji, bersyukur. Suami memberikan nafkah, bersykur. Suami memberikan hadiah, bersyukur. Suami mencintai dengan setulus hati, bersyukur. Suami memberikan kenikmatan sebagai pasangan suami-istri, bersyukur.

"Dan ingatlah ketika Tuhanmu memaklumkan: Jika kalian bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu dan jika kamu mengingkari (nikmatKu) maka sesungguhnya adzabku sangat pedih" (QS. Ibrahim: 7)


2. Istri Yang Tawakal Kepada Allah


Disaat seseorang bertawakal kepada Allah Swt, maka Allah akan mencukupi rezekinya.

“Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. Ath Thalaq: 3).

Jika seorang istri bertawakkal kepada Allah, sementara dia tidak bekerja, dari mana dia dicukupkan rezekinya. Allah akan mencukupkannya dari jalan lain, tidak selalu harus langsung diberikan kepada wanita tersebut. Bisa jadi Allah akan memberikan rezeki yang banyak kepada suaminya, lalu suami tersebut memberikan nafkah yang cukup kepada dirinya.

3. Istri Yang baik Agamanya


Rasulullah SAW menjelaskan bahwa wanita dinikahi karena empat perkara. Karena hartanya, kecantikannya, nasabnya dan agamanya.

“Pilihlah karena agamanya, niscaya kamu beruntung” (HR. Al Bukhari dan Muslim).

Beruntung itu beruntung di dunia dan di akhirat. Beruntung di dunia, salah satu aspeknya adalah dimudahkan mendapatkan rezeki yang halal.

Coba kita perhatikan, insya Allah tidak ada satu pun keluarga yang semua anggotanya taat kepada Allah kemudian mereka mati kelaparan atau nasibnya mengenaskan. Lalu bagaimana dengan seorang suami yang banyak bermaksiat kepada Allah tetapi rezekinya lancar? 

Bisa jadi Allah hendak memberikan rezeki kepada istri dan anak-anaknya melalui dirinya. Jadi berkat taqwa istrinya dan bayi atau anak kecilnya yang belum berdosa, Allah kemudian mempermudah rezekinya. Suami semacam itu sebenarnya berhutang kepada istrinya.


4. Istri Yang Banyak Beristighfar


Di antara keutamaan istighfar adalah mendatangkan rezeki. Hal itu bisa dilihat dalam Surat Nuh ayat 10 hingga 12. Bahwa dengan memperbanyak istighfar, Allah SWT akan mengirimkan hujan dan memperbanyak harta.

“Maka aku katakan kepada mereka, ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu’, sesunguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, memperbanyak harta dan anak-anakmu, mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) sungai-sungai untukmu” (QS. Nuh : 10-12).

5. Istri Yang Gemar Silaturahim


Istri yang gemar menyambung silaturahim, baik kepada orang tuanya, mertuanya, sanak familinya, dan saudari-saudari se aqidah, pada hakikatnya ia sedang membantu suaminya memperlancar rezeki. Sebab keutamaan silaturahim adalah dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya.

“Siapa yang suka dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya hendaklah dia menyambung silaturrahmi.” (HR. Al Bukhari dan Muslim).


6. Istri Yang Suka Bersedekah


Istri yang suka bersedekah, dia juga pada hakikatnya sedang melipatgandakan rezeki suaminya. Sebab salah satu keutamaan sedekah sebagaimana disebutkan dalam surat Al Baqarah, akan dilipatgandakan Allah Subhanahu wa Ta’ala hingga 700 kali lipat. Bahkan hingga kelipatan lain sesuai dengan kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Jika istri diberi nafkah oleh suaminya, lalu sebagiannya ia gunakan untuk sedekah, mungkin tidak langsung dibalas melaluinya. Namun bisa jadi dibalas melalui suaminya. Jadilah pekerjaan suaminya lancar, rezekinya berlimpah.

“Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir ada seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa saja yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 261).


7. Istri Yang Bertaqwa


Orang yang bertaqwa akan mendapatkan jaminan rezeki dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bahkan ia akan mendapatkan rezeki dari arah yang tak disangka-sangka. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam surat Ath Talaq ayat 2 dan 3.

“Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya dan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangka”  (QS. At Thalaq: 2-3).

8. Istri Yang Selalu Mendoakan Suaminya


Jika seseorang ingin mendapatkan sesuatu, ia perlu mengetahui siapakah yang memilikinya. Ia tidak bisa mendapatkan sesuatu tersebut melainkan dari pemiliknya.

Begitulah rezeki. Rezeki sebenarnya adalah pemberian dari Allah Azza wa Jalla. Dialah yang Maha Pemberi rezeki. Maka jangan hanya mengandalkan usaha manusiawi namun perbanyaklah berdoa memohon kepadaNya. Doakan suami agar senantiasa mendapatkan limpahan rezeki dari Allah, dan yakinlah jika istri berdoa kepada Allah untuk suaminya pasti Allah akan mengabulkannya.

“DanTuhanmu berfirman: Berdoalah kepadaKu niscaya Aku kabulkan” (QS. Ghafir: 60).

9. Istri Yang Gemar Melaksanakan Shalat Dhuha


Shalat dhuha merupakan shalat sunnah yang luar biasa keutamaannya. Shalat dhuha dua raka’at setara dengan 360 sedekah untuk menggantikan hutang sedekah tiap persendian. Shalat dhuha empat rakaat, Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menjamin rezekinya sepanjang hari.

“Di dalam tubuh manusia terdapat 360 sendi, yang seluruhnya harus dikeluarkan sedekahnya.” Mereka (para sahabat) bertanya, “Siapakah yang mampu melakukan itu wahai Nabiyullah?” Beliau menjawab, “Engkau membersihkan dahak yang ada di dalam masjid adalah sedekah, engkau menyingkirkan sesuatu yang mengganggu dari jalan adalah sedekah. Maka jika engkau tidak menemukannya (sedekah sebanyak itu), maka dua raka’at Dhuha sudah mencukupimu.” (HR. Abu Dawud)

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, “Wahai anak Adam, janganlah engkau luput dari empat rakaat di awal harimu, niscaya Aku cukupkan untukmu di sepanjang hari itu.” (HR. Ahmad).

10. Istri Yang Taat Dan Melayani Suaminya


Salah satu kewajiban seorang istri kepada suaminya adalah mentaatinya. Sepanjang perintah suami itu tidak dalam rangka mendurhakai Allah dan RasulNya, seorang istri wajib mentaatinya.

Kemudian apa hubungannya dengan rezeki? Ketika seorang istri taat kepada suaminya, maka hati suaminya pun akan merasa tenang dan damai. Maka ketika hati suaminya damai, ia bisa berpikir lebih jernih dan kreatifitasnya muncul. Semangat kerjanya pun menggebu. Ibadah juga lebih tenang, sehingga rezekinya menjadi lancar.

Sumber: Jendela Hati

Kisah Pencurian Jasad Nabi Muhammad SAW

Kisah Pencurian Jasad Nabi Muhammad SAW
Peristiwa yang memilukan dan nyaris menampar wajah umat Islam terjadi pada tahun 1164 M atau 557 H. Jasad Nabi Muhammad SAW pernah terusik dan nyaris dicuri oleh orang kafir laknatullah.
Namun, Allah SWT menyelamatkannya dari rencana jahat yang mengancam sang nabi tercinta. 

Usaha-usaha mengambil jasad nabi dari makamnya untuk dipindahkan ke tempat lain sudah berkali-kali dilakukan orang, diantaranya adalah yang terjadi pada tahun 557 H (1163 M).

Dikisahkan dalam kitab Fusul min Tarikhil Madinah, sebagaimana telah dicatat oleh sejarawan Ali Hafidz. Pada tahun itu Sultan Nuruddin Mahmud Zinki yang menguasai Mesir dan Syiria terkenal sebagai raja yang saleh dan memperhatikan Islam.

Pada suatu malam ketika ia tidur di istananya di Damaskus, ia mimpi bertemu Nabi Muhammad saw, sedang menudingkan tangannya ke arah dua orang berwajah Eropa, seraya berkata, “Wahai Mahmud, tolonglah aku dari dua orang ini!”. 

Kemudian ia bangun dan tertegun kaget, lalu berwudhu dan shalat dua rakaat, kemudian tidur lagi. Ketika sudah tertidur ia melihat seperti yang ia lihat tadi, kemudian terbangun ambil air wudhu, shalat dan tidur lagi dan yang untuk ketiga kalinya, ia bermimpi seperti yang ia lihat pada yang pertama.

Tanpa menunggu pagi, saat itu juga ia panggil menterinya yang saleh dan taat beragama yang bernama, Jamaluddin al-Musilly. Setelah sultan cerita semua yang ia alami tadi malam, maka al-Musilly dengan hati-hati berkata:

"Ini pasti terjadi sesuatu yang negatif di Madinah, sekarang juga kita harus ke sana dan harus kita rahasiakan dahulu peristiwa yang Sultan alami tadi”.

Malam itu juga Sultan segera mempersiapkan diri untuk melakukan perjalanan dari Damaskus ke Madinah yang memakan waktu perjalanan selama 16 hari, dengan mengendarai kuda bersama 20 pengawal serta banyak sekali harta yang diangkut oleh puluhan kuda.

Sesampainya di Madinah, sultan langsung menuju Masjid Nabawi untuk melakukan sholat di Raudhah dan berziarah ke makam Nabi Muhammad SAW. Sultan bertafakur dan termenung dalam waktu yang cukup lama di depan makam Nabi Muhammad SAW, bingung tidak tahu apa yang harus dikerjakan.

Kemudian berkatalah sang menteri kepada Sultan: “Dapatkah tuan sultan memastikan dua orang itu kalau sekarang tuan sultan melihatnya?”. “Ya, pasti”, jawab Sultan.

Maka menteri langsung berdiri dan mengumumkan agar semua penduduk Madinah datang ke Masjid, karena sultan akan membagikan hadiah dan sedekah, jangan sampai ada yang ketinggalan.

Kemudian satu-persatu penduduk Madinah datang dan dicatat di depan Sultan. Sampai pada orang yang terakhir, Sultan tidak melihat orang yang terlihat dalam mimpi itu. Lantas sultan bertanya: “Masih adakah yang lain?”. Penduduk Madinah pun kemudian menjawab:

“Memang masih ada, yaitu dua orang jamaah haji dari Maroko yang mukim disini, mereka saleh dan kaya, sering membagi sedekah dan selalu shalat berjamaah di Masjid Nabawi, mereka merasa sudah cukup tidak perlu ambil sedekah atau hadiah. 

“Datangkan mereka kesini sekarang juga…..!”, perintah Sultan. Maka, terkejutlah Sultan begitu melihat dua orang itu persis dengan yang ia lihat dalam mimpi, lalu ia bertanya,

“Dari mana asal kalian berdua?”...

“Kami berdua dari Maroko, kami berdua beribadah haji dan ingin bermukim dekat makam Nabi satu tahun”, jawab mereka.

“Apakah keterangan kalian dapat saya percayai…?”, desak Sultan agar mereka mengaku yang sebenarnya. Tetaplah mereka bersikeras pada keterangannya dan tidak mengakui apa yang mereka kerjakan sebenarnya.

Maka Sultan pun datang ke rumah yang mereka sewa (rumah itu dekat makam Nabi Muhammad SAW dari arah kiblat) dan sesampainya di rumah itu yang di temuinya berupa tumpukan harta, sejumlah buku dalam rak dan dua buah mushaf al-Qur’an.

Lalu sultan berkeliling ke kamar sebelah. Saat itu Allah SWT memberikan ilhamkepada sultan, sultan Mahmud tiba-tiba berinisiatif untuk membuka tikar yang terhampar di lantai kamar tersebut. Dan apa yang dilihat..."Masya Allah..!, "Subhanallah.... ternyata di dalam kamar itu terdapat lubang gua...

Semua orang yang melihat kejadian tersebut menjadi terkejut dan Sultan langsung memerintahkan kepada salah satu pengikutnya untuk masuk kedalam lubang itu…. dan alangkah terkejutnya….. ternyata lubang itu menuju ke arah bawah Masjid Nabi dan sudah menembus tembok masjid, hampir sampai tembok makam Nabi.

Seketika itu juga, sultan segera menghampiri kedua lelaki berambut pirang tersebut dan menghantamnya dengan sangat keras "Pluaak..Pluook".. keduanya pun jatuh tersungkur.

Setelah bukti ditemukan, mereka mengaku diutus oleh raja Nasrani dari Eropa, misinya untuk mencuri jasad Nabi SAW.

Pengakuan mereka adalah; 

1. Mereka adalah dua orang Kristen dari Spanyol, dan datang ke Madinah menyamar sebagai jamaah haji asal Maroko.

2. Maksud kedatangan mereka adalah untuk melaksanakan tugas suci dari Liga Kristen Internasional untuk mengambil jasad Nabi Muhammad SAW dan akan dibawa ke benua Eropa.

3. Dengan menggali terowongan dan membuang tanah galian ke Baqi’ setiap malam, mereka yakin dan optimis akan berhasil mengambil jasad nabi Muhammad SAW.

4. Seluruh biaya selama di Madinah ditanggung oleh liga tersebut.

Pada pagi harinya, setelah di interogasi dan mengakui semua perbuatannya, akhirnya mereka pun dihukum pancung di sebelah Timur makam Nabi Muhammad SAW dan disaksikan oleh seluruh penduduk Madinah.

Karena peristiwa tersebut, maka Sultan Nuruddin Mahmud Zinki memerintahkan untuk memperkuat bangunan makam dengan menggali sekelilingnya sedalam 15 meter kemudian dicor atau dibeton dengan timah. Setelah pembangunan selesai, sultan Mahmud dan rombongan pulang ke negeri Syam untuk kembali memimpin kerajaannya.

***

Kisah Nyata: Pesankan Untukku Satu Kamar Di Neraka!

Kisah Nyata: Pesankan Untukku Satu Kamar Di Neraka!
Suatu hari, seorang gadis yang terpengaruh dengan cara hidup masyarakat Barat menaiki sebuah bis mini untuk menuju ke tujuan di wilayah Iskandariah. 

Malangnya walaupun tinggal di bumi yang terkenal dengan tradisi keislaman, pakaian gadis tersebut sangat menyolok mata. Bajunya agak tipis dan seksi hampir terlihat segala yang patut disembunyikan bagi seorang perempuan dari pandangan lelaki yang bukan mahramnya. 

Gadis itu diperkiraakan berusia sekitar 20 tahun. Kebetulan di dalam bis itu ada seorang tua yang dipenuhi uban menegurnya.

“Wahai pemudi! 

"Alangkah baiknya jika kamu berpakaian yang baik, yang sesuai dengan ketimuran dan adat serta agama Islam kamu, itu lebih baik daripada kamu berpakaian begini yang pastinya menjadi mangsa pandangan liar kaum lelaki…”, nasehat orang tua itu.

Namun, nasehat yang sangat bertepatan dengan tuntunan agama itu dijawab oleh gadis itu dengan jawaban mengejek, 

“Siapakah Anda wahai orang tua? Jawab si gadis itu; "Apakah di tanganmu ada kunci surga? Atau adakah kamu memiliki sejenis kuasa yang menentukan aku bakal berada di surga atau neraka?”

Setelah menghamburkan kata-kata yang sangat mengiris perasaan orang tua itu, gadis itu tertawa mengejek panjang. Tidak cukup dengan itu saja , si gadis itu pun lantas mencoba memberikan telepon genggamnya kepada orang tua tadi sambil melafadzkan kata-kata yang lebih dahsyat,

“Ambil handphone-ku ini dan hubungilah Allah serta tolong pesankan sebuah kamar di neraka Jahannam untukku,” katanya lagi lantas ketawa terkekeh-kekeh tanpa mengetahui bahwasanya dia sedang mempertikaikan hukum Allah dengan begitu biadab.

Orang tua tersebut sangat terkejut mendengar jawaban dari si gadis manis itu. Sayang wajahnya yang ayu itu tidak sama dengan perilakunya yang buruk. 

Penumpang-penumpang yang lain pun turut terdiam bahkan ada yang menggelengkan kepala kebingungan.

Semua yang ada di dalam bis itu tidak menghiraukan ocehan gadis yang masih muda yang tidak menghormati hukum itu dan mereka tidak mau menasehatinya karena khawatir dia akan menghina agama dengan lebih parah lagi. 

Sepuluh menit kemudian bis pun tiba di perhentian. Gadis seksi bermulut lancang tersebut didapati tertidur di kursi muka pintu bis. Pemandu bis termasuk para penumpang yang lain membangunkannya tapi gadis tersebut tidak sadarkan diri. 

Tiba-tiba orang tua tadi memeriksa nadi si gadis tersebut. Sedetik kemudian dia menggelengkan kepalanya. Gadis itu telah kembali menemui Rabbnya, mati dalam keadaan yang tidak disangka-sangka. Para penumpang bis itu pun menjadi cemas dengan berita mendadak yang menggemparkan itu.

Dalam suasana kalang kabut itu, tiba-tiba tubuh si gadis terjatuh ke pinggir jalan. Orang-orang yang kebetulan berada disitu segera berbuat untuk menyelamatkan jenazah tersebut. 

Tapi sekali lagi mereka terkejut. Sesuatu yang aneh menimpa jenazah yang terbujur kaku di jalan raya. Mayatnya menjadi hitam seolah-olah dibakar api. 

Dua, tiga orang yang coba mengangkat mayat tersebut juga keheranan karena tangan mereka terasa panas dan hampir terbakar begitu menyentuh tubuh si mayat. Akhirnya mereka memanggil pihak keamanan untuk mengurusi mayat itu. 

Apakah keinginannya memesan sebuah kamar di neraka dikabulkan Allah? Naudzubillah…, Sesungguhnya Allah itu Maha Berkuasa di atas segala sesuatu.

***

"Saudara-saudariku!"

"Alangkah baiknya jika kisah nyata ini kita jadikan bahan renungan dan pelajaran kita sebagai seorang muslim. Jangan sekali-kali kita mempermainkan hukum Allah maupun sunnah Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam dengan senda gurau atau dengan mengejek".

Semoga bermanfaat.

Tips Membuka Pintu Rezeki Dengan Istighfar Dan Taubat

Tips Membuka Pintu Rezeki Dengan Istighfar Dan Taubat
Allah SWT berfirman : “ Maka aku katakan kepada mereka, ” Mohonlah ampun kepada Rabb mu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat. Dan membanyakkan harta dan anak anakmu, serta mengadakan untukmu kebun kebun dan mengadakan ( pula didalamnya) untukmu sungai sungai". (Qs. Nuh : 10 -12)

Diantara pembuka pintu rezeki kita semua adalah memperbanyak istighfar serta melaksanakan taubat kepada Allah. Bisa dibilang, istigfar adalah mengharap dan memohon ampun kepada Allah atas segala kesalahan kesalahan yang telah kita lakukan. 

Ternyata kesalahan atau dosa yang telah kita lakukan itu memang menjadi semacam penyumbat pintu rezeki yang akan mengalir kepada kita. Ibarat air, saluran-saluran air akan membuat air mengalir kepada tempat yang seharusnya, akan tetapi ketika dalam saluran itu ada yang menghambat, maka air akan mengalir secara tidak optimal atau bahkan tidak mengalir sama sekali.

Nah!, kesalahan-kesalahan kita, itu bisa menjadi sumber seretnya rezeki kita. Kadang kita bingung, sudah melakukan banyak hal untuk menjemput rezeki, akan tetapi rezeki yang kita dapatkan tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. 

Kita menjadi bingung, ikhtiar duniawi sudah kita lakukan secara maksimal, akan tetapi tetap saja rezeki sulit untuk didapatkan. Maka ada yang salah, bisa jadi sumber masalahnya adalah…. ada dosa yang pernah kita lakukan dan itu belum kita perbaiki.


Istighfar 100 Kali Setiap Hari


Istighfar, sederhana bukan? ini termasuk dzikir yang biasa Rasulullah Shallallahu’Alaihi Wasallam lantunkan, bahkan dalam beberapa riwayat Rasulullah Shallallahu’Alaihi Wasallam seringkali mengucapkan istighfar ini minimal 100 kali setiap harinya. Itu Rasulullah Shallallahu’Alaihi Wasallam yang sangat menjaga sekali tingkah dan perilakunya, maka bagi kita semua sebagai orang biasa, orang yang tidak luput dari perperbuatan khilaf dan salah, mestinya lebih antusias untuk membaca dan mengulang-ngulang istighfar dalam setiap hari dan aktivitas kita.


Tidak Mengulangi Kesalahan Yang Sama


Ada baiknya, istighfar itu bukan hanya kita ucapkan, bukan hanya kita lantunkan, akan tetapi kita serapi, kita hayati dalam perilaku kita. Ini memang sulit karena tidak hanya sekedar mengucapkan istighfar semata, akan tetapi hingga berusaha untuk tidak pernah melakukan kembali dosa yang pernah kita lakukan.

Begitu banyak orang yang pernah melakukan kesalahan, lalu ketika dia sudah melakukan taubat, meminta ampun kepada Allah, maka setelah itu dia melakukan kesalahannya lagi, dia mengulanginya lagi. Alangkah baiknya jika tidak seperti ini. Kita mengakui apa yang telah kita perbuat, lalu kita hindari sejauh jauhnya, kita tak pernah ulangi lagi sampai kita mati.


Membuka Pintu Rezeki


Memperbanyak istighfar atau mengakui kesalahan serta meminta ampun kepada Allah SWT, pada dasarnya akan membuka pintu rezeki kita. Sikap takut kita kepada Allah SWT, adalah salah satu sikap yang paling Allah sukai. Allah SWT mencintai hamba-Nya yang memiliki rasa takut yang sangat kepada-Nya. Allah SWT suka mencintai hamba-Nya yang begitu khawatir akan kuasa-Nya. 

Begitu pula Allah SWT sangat benci terhadap hamba-Nya yang sangat angkuh, melakukan dosa tapi tidak takut sama Allah SWT. Maka pilihannya hanya ada dua, Allah hambat rezekinya, Allah persulit rezekinya, dan Allah buat susah dirinya… itu yang pertama. 

Yang kedua, Allah perbanyak rezekinya, Allah jadikan dirinya begitu menikmati hidupnya di dunia, Allah manjakan dirinya, Allah beri segala kenikmatan dunia, sehingga ketika tiba waktunya, Allah berikan padanya hukuman, hukuman yang langsung membuat dirinya jatuh dan tersiksa. Sehingga orang ini mendapatkan kesengsaraan di dunia dan di akhirat kelak.

Siapa yang Maha Kaya? Allah… Siapa yang memberikan harta dan kekayaan kepadamu? Allah…. Maka selalu baiklah kepada Allah, selalu takutlah kepada Allah, selalu khawatirlah ketika kita berbuat salah, jangan sampai kita membuat Allah marah akan perilaku kita. Baca juga: 7 Sebab Turunnya Rezeki


Logika Sederhana


Seorang tuannya, akan sangat senang terhadap bawahannya yang takut kepadanya, kepada bawahannya yang setia. Maka kepada bawahannya yang setia dia akan memberikan apa yang dia minta, karena sang tuan mencintai dan menyayanginya…. Allah SWT, lebih daripada itu, Allah sangat mencintai hamba-Nya, bahkan ketika Allah mencintai hamba-Nya, Allah permudah segala urusannya, Allah cukupkan segala kebutuhannya.

Takutlah kepada Allah, karena dosa kita ini…. sungguh dosa kita ini bisa menjadi salah satu penghambat datangnya rezeki kepada kita.

Semoga bermanfaat!.

***

Menyesal Saat Sakaratul Maut, Karena Tidak Optimal dalam Berbuat Kabaikan

Menyesal Saat Sakaratul Maut, Karena Tidak Optimal dalam Berbuat Kabaikan
Alkisah, ada seorang sahabat Rosululloh  Shallalahu ‘alahi wassalam, yang bernama Sya’ban Radhiallahu anhu (r.a). Ia termasuk  seorang sahabat yang tidak begitu menonjol bila dibandingkan dengan sahabat-sahabat  Rosul yang lainnya. 

Kisah ini berawal dari kebiasaan unik beliau, yaitu setiap masuk ke masjid sebelum sholat berjamaah dimulai, dia selalu beri’tikaf di pojok bagian depan masjid. Dia selalu mengambil posisi di pojok bukan karena supaya mudah senderan atau tidur, namun karena tidak mau mengganggu orang lain dan tak mau terganggu oleh orang lain dalam beribadah. 

Kebiasaan ini sudah diketahui dan difahami oleh para sahabat, bahkan oleh Rasululloh Shallallahu’alaihi wasallam sendiri, bahwa Sya’ban r.a. selalu berada di posisi tersebut setiap waktu termasuk saat sholat berjamaah.

Suatu pagi saat sholat subuh berjamaah akan dimulai, Rasululloh Shallallahu’alaihi wasallam mendapati bahwa Sya’ban r.a. tidak berada di posisinya seperti yang biasa dia lakukan. Rasululloh Shallallahu’alaihi wasallam pun bertanya kepada jamaah yang hadir, apakah ada yang melihat Sya’ban r.a. 

Namun tidak seorangpun jamaah yang melihat Sya’ban r.a. subuh itu. Sholat subuh pun ditunda sejenak untuk menunggu kehadiran Sya’ban r.a, namun yang ditunggu tidak nongol juga.

Khawatir sholat subuh kesiangan, akhirnya Rasululloh Shallallahu’alaihi wasallam memutuskan untuk segera melaksanakan sholat subuh berjamaah. Selesai sholat subuh, Rasul bertanya, apa ada yang mengetahui kabar dari Sya’ban. 

Namun tidak ada seorangpun yang menjawab. Rasululloh Shallallahu’alaihi wasallam bertanya lagi, apa ada yang mengetahui di mana rumah Sya’ban r.a. Akhirnya, ada seorang sahabat yang mengangkat tangan dan mengatakan bahwa dia mengetahui persis di mana rumah Sya’ban r.a.

Rasululloh Shallallahu’alaihi wasallam yang merasa khawatir terjadi sesuatu dengan Sya’ban r.a, meminta diantarkan ke rumah Sya’ban pagi itu. Ternyata perjalanan dengan jalan kaki cukup jauh dan lama juga ditempuh oleh Rasulululloh beserta rombongan, sebelum akhirnya sampai ke rumah yang dimaksud. 

Perjalanan rombongan Rasulullah tiba ke rumah yang dituju, saat waktu afdhol untuk sholat dhuha (lamanya kira-kira 3 jam perjalanan). Sampai di depan rumah tersebut beliau lalu mengucapkan salam. Maka keluarlah seorang wanita sambil membalas salam tersebut.

“Benarkah ini rumah Sya’ban?” Rasulullah bertanya.

“Ya benar, saya istrinya” jawab wanita tersebut. 

“Bolehkah kami menemui Sya’ban r.a, yang tadi tidak hadir saat sholat subuh di masjid?” 

Dengan isak tangis dan berlinangan air mata, istri Sya’ban r.a pun menjawab: 

“Beliau telah meninggal dunia tadi pagi ya Rosul” 

"Innalilahi wa inna ilaihi rojiuun".

Subhanallah!, ternyata satu-satunya penyebab dia tidak sholat subuh berjamaah adalah karena ajal sudah menjemputnya. 

Beberapa saat kemudian istri Sya’ban bertanya kepada Rasululloh Shallallahu’alaihi wasallam, “Ya Rasul...!, ada sesuatu yang mengganjal hati kami dan jadi tanda tanya bagi kami sekeluarga, yaitu menjelang kematiannya dia berteriak sampai tiga kali dengan masing-masing teriakan disertai satu kalimat. 
"Kami semua tidak paham apa maksudnya, ya...Rosul?”.
“Apa saja kalimat yang diucapkannya?” tanya Rasululloh Shallallahu’alaihi wasallam.

Di masing-masing teriakannya dia mengucapkan kalimat; 
“Aduh, kenapa tidak lebih jauh.” 

“Aduh, kenapa tidak yang baru..“ 

“Aduh, kenapa tidak semua.” 

Rasululloh Shallallahu’alaihi wasallam kemudian melantunkan ayat yang terdapat dalam Al Qur'an surat Qaaf [50] ayat: 22, yang artinya: 

“Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami singkapkan dari padamu hijab (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam“ (Qs.Qaaf [50]:22)

Ternyata, saat Sya’ban r.a dalam keadaan sakaratul maut, perjalanan hidupnya selama di dunia ditayangkan ulang oleh Allah Subhanahu wa Taála. Bukan cuma itu, semua ganjaran dari perbuatannya itu diperlihatkan oleh Allah Subhanahu wa Taála. Apa yang dilihat dan disaksikan oleh Sya’ban r.a (dan orang yang sedang menghadapi sakaratul maut), tidak bisa disaksikan oleh orang lain yang masih hidup. 

Dalam pandangannya yang tajam itu, Sya’ban r.a melihat suatu adegan dimana dalam kesehariannya dia pergi-pulang ke masjid untuk sholat berjamaah lima waktu. Perjalanan yang ditempuhnya sekitar 3 jam jalan kaki sudah tentu bukanlah jarak yang dekat. 

Dalam tayangan itu pula Sya’ban diperlihatkan pahala yang diperolehnya dari setiap langkah-langkahnya ke masjid. Dia melihat seperti apa bentuk surga ganjarannya. Maka, saat melihat itu dia lalu berucap: 

“ Aduh, kenapa tidak lebih jauh…” 

Timbul penyesalan dalam diri Sya’ban r.a, mengapa rumahnya tidak lebih jauh lagi supaya pahala yang didapatkan lebih banyak dan surga yang didapatkan lebih indah. 

"........"

Dalam penggalan kalimat berikutnya, Sya’ban r.a, melihat saat ia akan berangkat sholat berjamaah di musim dingin. Saat ia hendak membuka pintu, tiba-tiba berhembuslah angin dingin yang menusuk tulang.

Tak lama kemudian dia masuk kembali ke rumahnya mengambil satu baju lagi, untuk dipakainya karena merasa kedinginan. Jadi sekarang dia mengenakan dua buah baju. 

Sya’ban r.a, sengaja memakai pakaian yang bagus (yang baru) di bagian dalam dan yang jelek di bagian luar. Pikirnya dalam hati, seandainya nanti terkena debu pun, sudah barang tentu yang terkena debu hanyalah baju yang bagian luarnya, nanti sesampainya di masjid bisa membuka baju luar dan sholat dengan mengenakan baju yang lebih bagus, begitu pikirnya.

Namun dalam perjalanan menuju masjid, dia mendapati seseorang yang sedang terbaring menggigil kedinginan dalam kondisi yang mengenaskan. Sya’ban pun merasa iba melihatnya, kemudian segera membuka baju yang bagian luarnya lalu dipakaikan kepada orang tersebut serta memapahnya bersama-sama menuju masjid untuk melaksanakan sholat berjamaah. 

Orang itu pun terselamatkan dari mati kedinginan dan bahkan sempat melakukan sholat berjamaah. Sya’ban r.a pun kemudian melihat indahnya surga sebagai balasan dari memakaikan baju jeleknya kepada orang tersebut. Kemudian dia berteriak lagi:

 “Aduh, kenapa tidak yang baru…!" Timbul lagi penyesalan di benaknya. 

Jika dengan baju jelek saja bisa mengantarkannya mendapat pahala yang begitu besar, sudah barang tentu ia akan mendapat yang lebih besar lagi,seandainya ia memakaikan baju yang baru.

".........."

Berikutnya, Sya’ban r.a melihat lagi suatu adegan saat dia hendak sarapan dengan roti yang dimakan dengan cara mencelupkan dulu ke segelas susu. Mungkin, bagi yang pernah pergi ke tanah suci sudah tentu mengetahui sebesar apa ukuran roti Arab (sekitar 3 kali ukuran rata-rata roti di Indonesia). 

Ketika ia baru saja hendak memulai sarapan, tiba-tiba muncullah seorang pengemis di depan pintu agar diberikan sedikit roti karena sudah lebih 3 hari perutnya tidak di isi makanan. Melihat kejadian tersebut, Sya’ban r.a merasa iba dan kasihan. Ia kemudian membagi dua roti itu sama besar, demikian pula segelas susu itu pun ia bagi dua. 

Kemudian mereka makan bersama-sama dengan roti itu yang sebelumnya dicelupkan kedalam susu, dengan porsi yang sama pula… Allah Subhanahu wa Taála kemudian  memperlihatkan pahala dan ganjaran dari perbuatan Sya’ban r.a dengan surga yang indah. 

Demi melihat itu dia pun berteriak lagi: 

“Aduh, kenapa tidak semuanya…!” 

Sya’ban r.a kembali menyesal. Seandainya dia memberikan semua roti itu kepada pengemis tersebut, tentulah dia akan mendapatkan surga yang lebih indah lagi.

Masyaallah!, Sya’ban bukan menyesali perbuatannya, tapi menyesali mengapa tidak berbuat yang optimal. 

***
Sesungguhnya, semua dari kita nanti pada saat sakratul maut menjelang, akan menyesal tentu saja dengan kadar yang berbeda-beda, bahkan ada yang meminta untuk ditunda matinya lantaran pada saat itu barulah terlihat dengan jelas konsekuensi dari semua perbuatannya di dunia. 

Mereka meminta untuk ditunda barang sesaat saja, karena ingin bersedekah. Namun kematian akan datang pada waktunya, tidak dapat dimajukan dan tidak dapat di mundurkan. 

Sering sekali kita mendengar ungkapan-ungkapan berikut : “Sholat Isya berjamaah pahalanya sama dengan sholat separuh malam,” “Sholat Subuh berjamaah pahalanya sama dengan sholat sepanjang malam,” “Dua rakaat sebelum Shubuh lebih baik dari pada dunia dan isinya”. 

Namun pada kenyataannya, lihatlah ke masjid-masjid yang besar dan megah, tetap saja lengang jamaahnya dan terasa longgar. Seolah kita tidak percaya dan tidak yakin kepada janji Allah Swt.

Mengapa bisa terjadi demikian? Karena apa yang dijanjikan Allah Subhanahu wa Taála itu tidak terlihat dan tidak nampak secara dzohir oleh mata kita pada situasi normal. Mata kita tertutupi oleh suatu hijab. 

Karena tidak terlihat, maka yang berperan disini adalah iman dan keyakinan, bahwa janji Allah Subhanahu wa Taála tidak akan pernah meleset. Allah akan membuka hijab itu pada saatnya nanti. 

Saat ketika nafas sudah sampai di tenggorokan…. Sya’ban r.a telah menginspirasi kita, bagaimana seharusnya menyikapi janji Allah Subhanahu wa Taála tersebut. Namun ternyata dia tetap menyesal sebagaimana halnya kita pun juga akan menyesal. Namun penyesalannya bukanlah sia-sia. Penyesalannya tersebut karena tidak melakukan kebaikan secara optimal dan maksimal. Baca juga: Kisah Nyata: Pesankan Untukku Satu Kamar Di Neraka Jahanam!

Mudah-mudahan kisah singkat ini bermanfaat bagi kita semua, dalam  mengisi dan mengarungi sisa waktu yang diberikan Allah Subhanahu wa Taála kepada kita. Mari kita berdo’a, semoga Allah Subhanahu wa Taála memberikan kepada kita kekuatan untuk melakukan yang terbaik, bahkan lebih baik dari pada apa yang telah dilakukan oleh Sya’ban radiallahu anhu. Aamiin. Wallahualam bissawab.

***

2 Penyakit Perusak Pahala Sedekah

Sedekah adalah salah satu amalan baik dan kita akan mendapatkan kebaikan. Tetapi terdapat dua penyakit perusak pahala sedekah.
Sedekah adalah salah satu amalan baik dan kita akan mendapatkan kebaikan. Tetapi terdapat dua penyakit perusak pahala sedekah. Kita harus mengetahui dua penyakit ini agar dapat menghindarinya. 

Pastinya kita tidak ingin jika kebaikan yang kita lakukan akan rusak pahalanya karena dua penyakit ini. Sedekah adalah salah satu kebaikan yang berkaitan dengan sosial. Dengan melakukan sedekah, berarti kita telah membantu seseorang, baik dalam hal materi ataupun jasa. 

Sedekah yang paling kecil adalah senyum. Tapi, kita juga bisa bersedekah dengan harta, jasa ataupun lainnya. Asalkan kita melakukannya dengan ikhlas, maka Allah akan memberikan pahala yang sesuai dengan amalan baik kita. 

Sedekah adalah salah satu kebaikan yang berkaitan dengan sosial. Dengan melakukan sedekah, berarti kita telah membantu seseorang, baik dalam hal materi ataupun jasa. Sedekah yang paling kecil adalah senyum. 

Tapi, kita juga bisa bersedekah dengan harta kita, jasa kita, ataupun lainnya. Asalkan kita melakukannya dengan ikhlas, maka Allah akan memberikan pahala yang sesuai dengan amalan baik kita. 

Banyak orang yang sering membahas mengenai pahala sedekah dan bagaimana Allah akan melipat gandakan pahala jika kita melakukan sedekah sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah. 

Namun, jarang orang yang mengetahui tentang hal hal yang merusak pahala. Apabila sedekah kita tidak dijaga maka pahalanya akan berkurang, bahkan hilang. Dalam sebuah surah di Al-Qur’an menjelaskan bahwa terdapat dua perbuatan yang membatalkan pahala sedekah, yaitu: 

1. Al-Adza atau menyakiti perasaan penerima sedekah 

Sekarang ini, dimana pun kita dapat menemui orang yang meminta-minta. Tidak hanya dijalanan, tetapi terkadang mereka datang kerumah dengan mengetuk pintu. Bagi beberapa orang, mereka tidak suka jika ada orang lain yang mengetuk pintu karena meminta bantuan, ataupun menghalangi jalan karena ingin meminta-minta. 

Membantu adalah perilaku sosial yang akan mendapakan label baik jika melakukannya dan label buruk jika menolaknya. Hal inilah yang membuat mereka terkadang bingung, karena dilain sisi mereka tidak mau menolong tapi disisi lain mereka harus menolong karena sesuai dengan norma sosial. 

Oleh karena itu, banyak di antara mereka yang menolong tapi dengan hati tidak ikhlas. Hal ini ditunjukkan dengan mukanya yang cemberut, omelan dan kemarahan yang menyertai perilaku menolong itu. Oleh karena itu, mungkin secara tidak sadar hal itu akan menyakiti perasaan penerima sedekah. 

2. Al-Mannu atau mengungkit-ungkit pemberian 

Penyakit yang pertama adalah Al-Mannu ini muncul karena perasaannya yang mengatakan bahwa ia telah berbuat baik. Hal ini membuatnya ingin dihormati dan dipuja atas kebaikannya itu. Bahkan ia telah berpikir bahwa ia telah membantu seseorang dulu, baik ini dan itu. 

Mungkin seseorang tidak akan sadar bahwa ia telah melakukan hal yang merusak pahala. Mereka selalu mengunkit-ungkit pemberian yang telah diberikan kepada orang lain. Apabila hal ini terus dilakukannya maka pahala sedekah akan hilang dan tidak bersisa sedikit pun. 

Oleh karena itu, amalan yang kita berikan akan menjadi sia-sia. Apabila kita telah melakukan suatu kebaikan maka lupakanlah kebaikan yang pernah kita lakukan pada orang lain. Hal ini akan membantu kita untuk mengungkit-ungkit kebaikan kita. 

Sebagai solusi untuk menghindari perasaan atau pikiran tersebut, kita harus menyadari bahwa segala harta yang kita miliki merupakan titipan dari Allah. Hal ini berarti apa yang kita miliki bukanlah milik kita yang sesungguhnya. 

Selain itu, janganlah berfokus pada besarnya pahala saja. Tapi perhatikan juga bagaimana cara untuk menjaga pahala tersebut. Sebuah kebaikan akan menjadi sia-sia jika tidak dijaga. 

Oleh karena itu, kita harus belajar untuk berbuat ikhlas. Mungkin kata ini sangat mudah untuk diucapkan. Tapi, begitu sulit untuk dilakukan.

Sumber: kumpulanmisteri.com

7 Sebab Sebab Turunnya Rezeki

7 Sebab Sebab Turunnya Rezeki
Akhir-akhir ini banyak orang yang mengeluhkan masalah penghasilan atau rezeki, entah karena merasa kurang banyak atau karena kurang berkah. Begitu pula berbagai problem kehidupan, mengatur pengeluaran dan kebutuhan serta bermacam-macam tuntutannya. 

Sehingga masalah penghasilan ini menjadi sesuatu yang menyibukkan, bahkan membuat bingung dan stress sebagian orang. Maka tak jarang di antara mereka ada yang mengambil jalan pintas dengan menempuh segala cara yang penting keinginan tercapai.

Akibatnya, sudah bisa ditebak.. Apa itu? Bermunculanlah koruptor, pencuri, pencopet, perampok, pelaku suap dan sogok, penipuan bahkan pembunuhan, pemutusan silaturrahim dan meninggalkan ibadah kepada Allah untuk mendapatkan uang atau alasan kebutuhan hidup.

Mereka lupa bahwa Allah telah menjelaskan kepada hamba-hamba-Nya, sebab-sebab yang dapat mendatangkan rezeki dengan penjelasan yang amat gamblang. 

Dia menjanjikan keluasan rezeki kepada siapa saja yang menempuhnya serta menggunakan cara-cara itu, Allah juga memberikan jaminan bahwa mereka pasti akan sukses serta mendapatkan rezeki dengan tanpa disangka-sangka.

Diantara sebab-sebab yang melapangkan rezeki adalah sebagai berikut:


  • 1. Takwa Kepada Allah



Takwa merupakan salah satu sebab yang dapat mendatangkan rezeki dan menjadikannya terus bertambah. Allah Subhannahu wa Ta”ala berfirman;

“Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (QS. At Thalaq 2-3)

Setiap orang yang bertakwa, menetapi segala yang diridhai Allah dalam segala kondisi maka Allah akan memberikan keteguhan di dunia dan di akhirat. 

Dan salah satu dari sekian banyak pahala yang dia peroleh adalah Allah akan menjadikan baginya jalan keluar dalam setiap permasalahan dan problematika hidup, dan Allah akan memberikan kepadanya rezeki secara tidak terduga.

Imam Ibnu Katsir berkata tentang firman Allah di atas, “Yaitu barang siapa yang bertakwa kepada Allah dalam segala yang diperintahkan dan menjauhi apa saja yang Dia larang maka Allah akan memberikan jalan keluar dalam setiap urusannya, dan Dia akan memberikan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka, yakni dari jalan yang tidak pernah terlintas sama sekali sebelumnya.”

Allah swt juga berfirman,

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. 7:96)

  • 2. Istighfar dan Taubat


Termasuk sebab yang mendatang kan rezeki adalah istighfar dan taubat, sebagaimana firman Allah yang mengisahkan tentang Nabi Nuh Alaihissalam,

“Maka aku katakan kepada mereka:”Mohonlah ampun kepada Rabbmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun” niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS. 71:10-12)

Al-Qurthubi mengatakan, “Di dalam ayat ini, dan juga dalam surat Hud (ayat 52,red) terdapat petunjuk bahwa istighfar merupakan penyebab turunnya rezeki dan hujan.”

Ada seseorang yang mengadukan kekeringan kepada al-Hasan al-Bashri, maka beliau berkata, “Beristighfarlah kepada Allah”, lalu ada orang lain yang mengadukan kefakirannya, dan beliau menjawab, “Beristighfarlah kepada Allah”. 

Ada lagi yang mengatakan, “Mohonlah kepada Allah agar memberikan kepadaku anak!” Maka beliau menjawab, “Beristighfarlah kepada Allah”. Kemudian ada yang mengeluhkan kebunnya yang kering kerontang, beliau pun juga menjawab, “Beristighfarlah kepada Allah.”

Maka orang-orang pun bertanya, “Banyak orang berdatangan mengadukan berbagai persoalan, namun anda memerintahkan mereka semua agar beristighfar.” Beliau lalu menjawab, “Aku mengatakan itu bukan dari diriku, sesungguhnya Allah swt telah berfirman di dalam surat Nuh,(seperti tersebut diatas, red)

Istighfar yang dimaksudkan adalah istighfar dengan hati dan lisan lalu berhenti dari segala dosa, karena orang yang beristighfar dengan lisannnya saja sementara dosa-dosa masih terus dia kerjakan dan hati masih senantiasa menyukainya maka ini merupakan istighfar yang dusta. Istighfar yang demikian tidak memberikan faidah dan manfaat sebagaimana yang diharapkan.


  • 3. Tawakkal Kepada Allah


Allah swt berfirman, “Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. 65:3)

Nabi saw telah bersabda,

“Seandainya kalian mau bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benarnya maka pasti Allah akan memberikan rezeki kepadamu sebagaimana burung yang diberi rezeki, pagi-pagi dia dalam keadaan lapar dan kembali dalam keadaan kenyang.” (HR Ahmad, at-Tirmidzi dan dishahihkan al-Albani)

Tawakkal kepada Allah merupakan bentuk memperlihatkan kelemahan diri dan sikap bersandar kepada-Nya saja, lalu mengetahui dengan yakin bahwa hanya Allah yang memberikan pengaruh di dalam kehidupan. Segala yang ada di alam berupa makhluk, rezeki, pemberian, madharat dan manfaat, kefakiran dan kekayaan, sakit dan sehat, kematian dan kehidupan dan selainnya adalah dari Allah semata.

Maka hakikat tawakkal adalah sebagaimana yang di sampaikan oleh al-Imam Ibnu Rajab, yaitu menyandarkan hati dengan sebenarnya kepada Allah Azza wa Jalla di dalam mencari kebaikan (mashlahat) dan menghindari madharat (bahaya) dalam seluruh urusan dunia dan akhirat, menyerahkan seluruh urusan hanya kepada Allah serta merealisasikan keyakinan bahwa tidak ada yang dapat memberi dan menahan, tidak ada yang mendatangkan madharat dan manfaat selain Dia.


  • 4. Silaturrahim


Ada banyak hadits yang menjelaskan bahwa silaturrahim merupakan salah satu sebab terbukanya pintu rezeki, di antaranya adalah sebagai berikut:
-Sabda Nabi Shalallaahu alaihi wasalam, 

“Dari Abu Hurairah ra berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, “Siapa yang senang untuk dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya maka hendaklah menyambung silaturrahim.” (HR Al Bukhari)
-Sabda Nabi saw, artinya,

Dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu , Nabi Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, “Ketahuilah orang yang ada hubungan nasab denganmu yang engkau harus menyambung hubungan kekerabatan dengannya. Karena sesungguhnya silaturrahim menumbuhkan kecintaan dalam keluarga, memperbanyak harta dan memperpanjang umur.” (HR. Ahmad dishahihkan al-Albani)

Yang dimaksudkan dengan kerabat (arham) adalah siapa saja yang ada hubungan nasab antara kita dengan mereka, baik itu ada hubungan waris atau tidak, mahram atau bukan mahram.


  • 5. Infaq fi Sabilillah

Allah swt berfirman, “Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya.” (QS. 34:39)

Ibnu Katsir berkata, “Yaitu apapun yang kau infakkan di dalam hal yang diperintahkan kepadamu atau yang diperbolehkan, maka Dia (Allah) akan memberikan ganti kepadamu di dunia dan memberikan pahala dan balasan di akhirat kelak.”
Juga firman Allah yang lain,
“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan dari padanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. 2:267-268)

Dalam sebuah hadits qudsi Rasulullah saw bersabda, Allah swt berfirman, “Wahai Anak Adam, berinfaklah maka Aku akan berinfak kepadamu.” (HR Muslim)


  • 6. Menyambung Haji dengan Umrah


Berdasarkan pada hadits Nabi Shalallaahu alaihi wasalam dari Ibnu Mas”ud Radhiallaahu anhu dia berkata, Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, 

“Ikutilah haji dengan umrah karena sesungguhnya keduanya akan menghilangkan kefakiran dan dosa sebagaimana pande besi menghilangkan karat dari besi, emas atau perak, dan haji yang mabrur tidak ada balasannya kecuali surga.” (HR. at-Tirmidzi dan an- Nasai, dishahihkan al-Albani)

Maksudnya adalah, jika kita berhaji maka ikuti haji tersebut dengan umrah, dan jika kita melakukan umrah maka ikuti atau sambung umrah tersebut dengan melakukan ibadah haji.
- Berbuat Baik kepada Orang Lemah

Nabi saw telah menjelaskan bahwa Allah akan memberikan rezeki dan pertolongan kepada hamba-Nya dengan sebab ihsan (berbuat baik) kepada orang-orang lemah, beliau bersabda,

Tidaklah kalian semua diberi pertolongan dan diberikan rezeki melainkan karena orang-orang lemah diantara kalian.” (HR. al-Bukhari)

Dhu”afa” (orang-orang lemah) klasifikasinya bermacam-macam, ada fuqara, yatim, miskin, orang sakit, orang asing, wanita yang terlantar, hamba sahaya dan lain sebagainya.


  • 7. Serius di dalam Beribadah


Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu, dari Nabi Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, “Allah Subhannahu wa Ta”ala berfirman, 

“Wahai Anak Adam Bersungguh-sungguhlah engkau beribadah kepada Ku, maka Aku akan memenuhi dadamu dengan kecukupan dan Aku menanggung kefakiranmu. Jika engkau tidak melakukan itu maka Aku akan memenuhi dadamu dengan kesibukan dan Aku tidak menanggung kefakiranmu.”

Tekun beribadah bukan berarti siang malam duduk di dalam masjid serta tidak bekerja, namun yang dimaksudkan adalah menghadirkan hati dan raga dalam beribadah, tunduk dan khusyu” hanya kepada Allah, merasa sedang menghadap Pencipta dan Penguasanya, yakin sepenuhnya bahwa dirinya sedang bermunajat, mengadu kepada Dzat Yang menguasai Langit dan Bumi.

Dan masih banyak lagi pintu-pintu rezeki yang lain, seperti hijrah, jihad, bersyukur, menikah, bersandar kepada Allah, meninggalkan kemaksiatan, istiqamah serta melakukan ketaatan, yang tidak dapat di sampaikan secara lebih rinci dalam lembar yang terbatas ini. Mudah-mudahan Allah memberi kan taufik dan bimbingan kepada kita semua. Amin.